Dolar AS Bertahan Kuat Akibat Prediksi Suku Bunga AS yang Tinggi Akan Bertahan Lebih Lama

Analis PT. First State Futures Published 2023-05-26

Dolar sedikit terkoreksi pada hari Jumat, namun tetap mendekati level tertinggi dalam dua bulan terhadap mata uang utama lainnya. Hal ini didukung oleh ekspektasi bahwa suku bunga AS dapat tetap lebih tinggi dalam jangka waktu yang lebih lama. Negosiasi mengenai plafon utang antara Presiden AS Joe Biden dan anggota kongres utama Republik Kevin McCarthy juga berdampak pada suasana pasar. Meskipun terdapat berita bahwa keduanya mendekati kesepakatan, hal ini masih menyebabkan ketidakpastian bagi investor, dan mengakibatkan greenback menghentikan reli baru-baru ini.

Dalam perdagangan Asia, dolar menjauh dari tertinggi enam bulan terhadap yen dan terakhir berada di level 139,77. Sebelumnya, dolar mencapai 140,23 yen, yang merupakan level tertinggi sejak November. Terhadap sekeranjang mata uang lainnya, dolar AS mengalami penurunan sebesar 0,13% menjadi 104,09. Hal ini jauh dari level tertinggi dua bulan pada Kamis sebesar 104,31.

Meskipun demikian, indeks dolar masih berada di jalur untuk mengalami kenaikan mingguan ketiga berturut-turut lebih dari 0,8%. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya ekspektasi para pedagang terhadap tingkat kenaikan suku bunga di Amerika Serikat.

Saat ini, pasar uang memperkirakan peluang sebesar 40% bahwa Federal Reserve akan memberlakukan kenaikan suku bunga sebesar 25 basis poin pada pertemuan kebijakan bulan depan. Namun, ekspektasi bahwa Fed akan memangkas suku bunga akhir tahun ini telah berkurang.

Data yang dirilis pada hari Kamis menunjukkan bahwa jumlah orang Amerika yang mengajukan klaim baru untuk tunjangan pengangguran mengalami kenaikan yang cukup signifikan menjadi 229.000, meskipun masih lebih rendah dari ekspektasi sebelumnya.

Pound Inggris dan euro berjuang untuk menutup kerugian mereka terhadap dolar yang lebih kuat. Meskipun pound naik 0,13% menjadi $1,2337, namun masih mengalami kerugian mingguan lebih dari 0,8%. Euro juga mengalami kenaikan sebesar 0,15% menjadi $1,0741, namun masih berada dekat dengan level terendah dua bulan sebelumnya di $1,0708.

Selain itu, mata uang tunggal euro juga terbebani oleh konfirmasi bahwa ekonomi terbesar di Eropa, yaitu Jerman, mengalami resesi pada awal tahun 2023.




Sumber : reuters.com


Informasi Lainnya