Dolar Australia Lanjut Melemah Seiring Minat Pasar Lebih ke Arah Safe Haven Dolar AS
Pada hari Rabu, terjadi penurunan
mata uang dolar Australia, dolar Selandia Baru, dan yuan Tiongkok. Penurunan
ini terjadi akibat aktivitas pabrik yang mengecewakan di Tiongkok, yang memicu
kekhawatiran tentang pemulihan ekonomi yang melambat setelah pandemi.
Selama periode ini, dolar AS dan
yen Jepang, yang merupakan mata uang "safe-haven", lebih diminati
daripada euro dan pound sterling. Yen Jepang juga mendapatkan dukungan setelah
para diplomat mata uang utama Jepang memperingatkan tentang penurunan yen yang
mencapai level terendah dalam enam bulan, yang meningkatkan spekulasi akan
intervensi mata uang.
Dolar Australia mengalami
fluktuasi yang signifikan setelah rilis data inflasi lokal yang meningkat dan
hasil survei manajer pembelian di Tiongkok yang mengecewakan. Awalnya, dolar
Australia naik sebesar 0,33% karena meningkatnya harapan akan kebijakan ketat
dari bank sentral. Namun, kemudian mata uang ini mengalami penurunan sebesar
0,38% karena kekhawatiran tentang perlambatan ekonomi Tiongkok. Akhirnya, dolar
Australia turun lebih dalam sebesar 0,46%, mencapai level terendah sejak 10
November di $0,6486.
Dolar Selandia Baru juga
mengalami penurunan sebesar 0,78%, mencapai level terendah dalam 6,5 bulan di
$0,5996.
Sementara itu, yuan Tiongkok juga
merosot ke level terendah dalam enam bulan di perdagangan internasional, dengan
penurunan sebesar 0,43% menjadi 7,0218 per dolar.
Indeks dolar AS, yang mengukur
kekuatan dolar AS terhadap enam mata uang utama lainnya, naik sebesar 0,28%
menjadi 104,34.
Euro, yang memiliki bobot terbesar dalam indeks tersebut, turun 0,41% menjadi $1,06910. Dolar AS juga mengalami penurunan lebih jauh terhadap yen Jepang dari level tertinggi dalam enam bulan yang dicapai pada hari Selasa. Para diplomat mata uang utama Jepang mengumumkan bahwa mereka akan mengawasi pergerakan pasar mata uang dengan cermat dan meresponsnya sesuai kebutuhan. Dolar AS turun 0,26% menjadi 139,41 yen, memperpanjang penurunan 0,46% pada hari Selasa.
Sumber : reuters.com