Harga Minyak Mentah Terjun Bebas Seiring Rencana Pemangkasan Harga oleh Saudi Aramco

Analis PT. First State Futures Published 2023-05-31

Harga minyak mengalami penurunan pada Rabu akibat kekhawatiran terhadap perlambatan permintaan dari importir minyak utama China setelah data ekonomi yang lebih lemah dari perkiraan dirilis. Minyak mentah Brent berjangka untuk pengiriman Agustus turun 28 sen menjadi $73,43 per barel pada 09.50 WIB, sedangkan minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS turun 26 sen menjadi $69,20 per barel. Kedua tolok ukur ini mengalami penurunan lebih dari 4% pada hari Selasa.

Penurunan harga minyak terjadi setelah aktivitas manufaktur China menunjukkan kontraksi yang lebih cepat dari yang diharapkan pada bulan Mei. Indeks manajer pembelian (PMI) manufaktur resmi China turun menjadi 48,8 dari 49,2 pada bulan April, menandakan melemahnya permintaan. Angka ini juga lebih rendah dari perkiraan sebelumnya yang mencapai 49,4.

Di Amerika Serikat, sentimen pedagang sedikit meningkat setelah Presiden Joe Biden dan Ketua DPR Kevin McCarthy mencapai kesepakatan untuk mengangkat plafon utang AS sebesar $31,4 triliun dan melakukan pemotongan belanja federal. Kesepakatan ini melewati rintangan penting pada Selasa malam dan diharapkan akan dibahas dan diputuskan oleh Dewan Perwakilan Rakyat pada hari Rabu.

Jika kesepakatan ini disahkan, pemerintahan Biden kemungkinan tidak perlu melakukan negosiasi lagi terkait pagu utang sebelum pemilihan presiden pada November 2024. Hal ini memberikan kestabilan dalam kebijakan fiskal AS dan dapat mempengaruhi pasar minyak.

Pertemuan OPEC+ yang akan diadakan pada 4 Juni juga menjadi perhatian para pedagang. Tidak ada kepastian apakah OPEC+ akan meningkatkan pengurangan produksi untuk mengatasi penurunan harga minyak yang sedang terjadi.

Dalam beberapa pekan terakhir, ada berbagai komentar dari pejabat dan sumber perminyakan Rusia yang mengindikasikan bahwa produsen minyak terbesar ketiga di dunia ini cenderung mempertahankan produksi saat ini tanpa perubahan.

Selain itu, Saudi Aramco, perusahaan minyak raksasa dari Arab Saudi, diprediksi akan memangkas harga jual resmi untuk minyak mentah mereka ke Asia pada bulan Juli sebesar $1 per barel. Hal ini akan menjadi yang terendah sejak November 2021. Perkiraan ini juga mempengaruhi ekspektasi terhadap produksi minyak.

Pada bulan April, Arab Saudi dan anggota OPEC+ lainnya mengumumkan pengurangan produksi minyak tambahan sekitar 1,2 juta barel per hari, sehingga total pemotongan produksi oleh OPEC+ menjadi 3,66 juta barel per hari, berdasarkan perhitungan Reuters.




Sumber : reuters.com


Informasi Lainnya