Harga Minyak Sawit Makin Melemah Seiring Adanya Potensi Over Supply Produksi
Harga minyak kelapa sawit (CPO)
di Bursa Malaysia Exchange kembali mengalami penurunan pada awal perdagangan
Rabu, yang mana melanjutkan
tren penurunan selama dua hari berturut-turut. Menurut laporan dari Refinitiv,
harga CPO turun sebesar 1,18% menjadi MYR 3.363 per ton pada pukul 08:50 WIB.
Ini merupakan posisi harga terendah sejak awal bulan Mei.
Pada hari sebelumnya, Selasa
(30/5/2023), harga CPO telah turun sebesar 4,03% menjadi MYR 3.403 per ton.
Penurunan ini merupakan yang terbesar sejak tanggal 16 Mei.
Akibat dari penurunan ini,
penguatan harga CPO dalam sebulan hanya mencapai 1,95%, sementara secara
tahunan terjadi penurunan sebesar 18,47%. Harga CPO sempat mencapai level
tertinggi dalam dua tahun terakhir pada tanggal 9 Maret 2022, yaitu sebesar MYR
7.268 per ton. Namun, saat ini harga telah turun drastis menjadi sekitar MYR
3.400.
Ada beberapa faktor yang
menyebabkan penurunan harga CPO. Salah satunya adalah penurunan harga minyak
nabati lainnya, kondisi produksi, ekspor-impor dari Indonesia dan Malaysia,
fluktuasi mata uang Ringgit (MYR), serta kebijakan dari kedua negara tersebut.
Penurunan harga CPO kemarin juga
mempengaruhi sentimen negatif pada perdagangan hari ini. Hal ini disebabkan
oleh kekhawatiran terkait kelebihan pasokan minyak kelapa sawit. Produksi CPO
diperkirakan akan mengalami peningkatan sekitar 20% pada bulan Mei, setelah
mengalami penurunan selama masa liburan.
Selain itu, harga minyak nabati
lainnya juga turun. Kontrak soyoil di Dalian turun 2,0% dan kontrak minyak
kelapa sawit di Dalian turun 2,3%. Harga soyoil di Chicago Board of Trade turun
1,3%.
Penurunan harga minyak dunia
sebesar hampir 2% pada perdagangan Selasa juga memberikan dampak negatif.
Kekhawatiran terkait pakta utang AS yang mempengaruhi sentimen risiko pasar dan
beragamnya pesan dari produsen utama minyak mengaburkan prospek pasokan
menjelang pertemuan mereka pada akhir pekan ini.
Penurunan harga minyak membuat
minyak kelapa sawit menjadi kurang menarik sebagai bahan baku biodiesel. Harga
minyak kelapa sawit dipengaruhi oleh pergerakan harga minyak nabati terkait,
karena keduanya bersaing di pasar minyak nabati global.
Di sisi lain, Indonesia berusaha untuk mempercepat program penanaman kembali kelapa sawit dengan tujuan meningkatkan luas area yang ditanami kelapa sawit antara tahun 2017 dan 2022, sebagai upaya untuk menjaga tingkat produksi.
Sumber : cnbcindonesia.com