Harga Minyak Lanjutkan Penurunan Pasca Meningkatnya Cadangan Minyak US
Harga minyak
mentah dunia turun lebih dari tiga persen pada penutupan perdagangan Rabu
(Kamis pagi WIB). Harga minyak turun akibat pembahasan negara G7 terkait
batasan harga untuk minyak Rusia dan kenaikan pasokan bensin di Amerika
Serikat.
Berdasarkan data
London ICE Future Exchange yang dikutip dari Reuters, Kamis (24/11), minyak
mentah berjangka Brent untuk pengiriman Januari turun US$2,95 per barel atau
3,3 persen menjadi US$85,41 per barel.
Sementara minyak
mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS turun US$3,01 per barel atau
3,7 persen menjadi US$77,94 per barel di New York Mercantile Exchange.
Padahal, pada
pembukaan perdagangan, kedua kontrak telah naik lebih dari US$1 per barel.
Menurut
Administrasi Informasi Energi, stok bensin AS naik 3,1 juta barel. Kenaikan ini
jauh dari perkiraan analis yang hanya akan naik 383 ribu barel.
"Peningkatan
bensin agak mengejutkan," kata Phil Flynn, seorang analis di grup Price
Futures.
"Peningkatan
pasokan bensin menunjukkan bahwa mungkin kita melihat permintaan melemah atau
bensin akan meningkat menjelang liburan," imbuhnya.
Data EIA juga
menunjukkan ada penarikan persediaan minyak mentah sebesar 3,7 juta barel,
dibandingkan dengan ekspektasi analis dalam jajak pendapat Reuters untuk
penurunan 1,1 juta barel.
Harga minyak
terpukul lebih lanjut oleh laporan bahwa batas harga G7 pada minyak Rusia bisa
berada di atas level yang diperdagangkan di pasar saat ini.
Negara-negara G7 melihat batas harga minyak lintas laut Rusia di kisaran US$65-US$70/bbl.
Sumber :
cnnindonesia.com