CPO Melonjak 1% Lebih Pasca Penguatan Sempat Terhenti
Harga komoditas
minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) naik di sesi awal perdagangan Jumat
(25/11/2022), setelah ambles pada perdagangan kemarin. Naiknya harga minyak
saingan disinyalir menopang harga CPO hari ini.
Melansir
Refinitiv, harga CPO pada sesi awal perdagangan naik tajam 1,26% ke MYR
4.091/ton pada pukul 07:27 WIB.
Harga CPO yang
menguat tajam tampaknya disebabkan oleh naiknya harga minyak saingan. Pada
Kamis (24/11), harga minyak kedelai di Dalian berakhir menguat 1,72% sedangkan
harga minyak kedelai di Chicago Board of Trade melesat 2,69% menjelang
penutupan untuk hari Thanksgiving pada Jumat (25/11).
Minyak kelapa
sawit dipengaruhi oleh pergerakan harga minyak terkait karena mereka bersaing
untuk mendapat bagian di pasar minyak nabati global.
Namun, pada
perdagangan Kamis (24/11), harga CPO ditutup ambles 1,44% menjadi MYR 4.046/ton
(US$ 901,11/ton), menghentikan reli selama tiga hari beruntun karena ringgit
Malaysia menguat tajam terhadap dolar Amerika Serikat (AS), sehingga CPO
menjadi lebih mahal bagi pembeli yang menggunakan mata uang asing.
" Harga
ditutup lebih rendah karena ringgit Malaysia menguat setelah penunjukan Anwar
(Ibrahim) sebagai perdana menteri kesepuluh, pasar mengharapkan penguatan
ringgit lebih lanjut untuk beberapa hari mendatang," kata seorang pedagang
di Kuala Lumpur dikutip Reuters.
Ringgit Malaysia
menguat tajam 1,79% di hadapan si greenback pada Kamis (24/11) dan menjadi
kenaikan terbesar harian sejak Maret 2016. Hal tersebut terjadi setelah Anwar
Ibrahim diangkat sebagai Perdana Menteri dan mengakhiri krisis pemilu selama
lima hari yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Melansir
Telangana Today, pemerintah Malaysia berencana untuk menanam kelapa sawit pada
3 hektar lahan selama tahun fiskal 2022-2023 dan 7 hektar pada 2023-2024.
Selanjutnya pada tahun fiskal 2024-2025 akan menanami lahan sekitar 10 hektar.
Saat ini,
sekitar 61.000 hektar telah ditanami kelapa sawit di Telangana yang tersebar di
distrik Khammam, Bhadradri Kothagudem, Nalgonda, dan Suryapet. Pemerintah
Malaysia telah mendorong budidaya kelapa sawit dalam skala besar. Saat ini,
sekitar 14 perusahaan telah terlibat dalam produksi kelapa sawit.
Jika budidaya kelapa sawit sukses, maka produksi CPO Malaysia akan bertambah. Hal tersebut dapat menjadi katalis negatif untuk CPO Indonesia, sebab Malaysia dan Indonesia merupakan produsen CPO terbesar dunia sehingga bersaing memperebutkan pasar.
Sumber :
cnbcindonesia.com