Volatilitas Harga Emas Cenderung Stabil Jelang Data Inflasi AS Ditingkat Produsen

Analis PT. First State Futures Published 2022-12-09


Harga emas bergerak stabil pada hari Jumat jelang pengumuman data inflasi utama AS hari ini.

Harga emas berpotensi rebound, namun masih mencatatkan performa mingguan yang negatif setelah sebelumnya faktor kekhawatiran resesi mengundang beberapa arus safe haven kembali ke yellow metal ini. Disamping itu pelemahan dolar beberapa hari ini juga menguntungkan harga emas.

Harga emas spot berada di sekitar $1.789,43/oz, dan emas berjangka stabil di $1.801,25/oz pukul 06.56 WIB. Kedua instrumen akan turun sekitar 0,4% minggu ini, setelah jatuh ke low $1.765,86/oz.

Fokus saat ini tertuju data inflasi indeks harga produsen AS untuk bulan November, yang akan dirilis hari ini. Hasilnya diperkirakan akan turun lebih jauh dari bulan sebelumnya, menandakan bahwa kenaikan suku bunga dan pengetatan kondisi moneter memiliki efek yang diharapkan.

Data PPI diperkirakan akan menandai tren serupa untuk indeks harga konsumen yang lebih menjadi perhatian pasar, yang mana akan dirilis minggu depan.

Kenaikan suku bunga merupakan beban terbesar bagi harga emas tahun ini, menyeret harga logam mulia turun dari level tertinggi tahunan karena biaya atas aset yang tidak menghasilkan yield juga naik.

Arah kenaikan suku bunga The Fed pada tahun 2023 sangat bergantung pada inflasi, yang masih cenderung jauh di atas kisaran target bank sentral.

Logam mulia lainnya juga bergerak tipis pada hari Jumat. Platinum naik 0,1%, dan perak naik 0,2%.

Di antara logam industri, harga tembaga flat, tetapi menuju kenaikan minggu kedua berturut-turut di tengah optimisme atas pembukaan kembali ekonomi China.

Tembaga diperdagangkan di sekitar $3,8818, dan ditetapkan akan naik sekitar 0,8% minggu ini.

Harga logam merah mengikuti sinyal positif dari China yang mengumumkan pelonggaran beberapa pembatasan pergerakan anti-COVID dan aturan tes virus minggu ini. Pasar berharap langkah tersebut akan mendorong pemulihan di negara pengimpor tembaga terbesar di dunia itu.

Tetapi mengingat bahwa negara tersebut masih menghadapi peningkatan infeksi yang mencapai rekor tertinggi, pembukaan kembali aktivitas sosial yang lebih luas mungkin akan lebih lama dari yang diharapkan.




Sumber : investing.com


Informasi Lainnya