Minyak Turun Empat Minggu Terakhir, Sentimen Fed Hambat Katalis Terbatasnya Pasokan

Analis PT. First State Futures Published 2022-09-23

Harga minyak naik pada hari Jumat (23/09), tetapi akan mengalami penurunan minggu keempat berturut-turut di tengah kekhawatiran atas hambatan dari kenaikan suku bunga melebihi ekspektasi bahwa pasokan minyak mentah akan terbatas karena konflik Rusia-Ukraina.

Kekhawatiran atas kenaikan suku bunga muncul di seluruh dunia, terutama setelah hike rate oleh Federal Reserve minggu ini, itu menekan harga minyak turun lantaran trader khawatir akan kondisi likuiditas yang lebih ketat dan lebih banyak hambatan bagi pertumbuhan ekonomi. 

Masih, harga minyak memangkas beberapa kerugian mingguannya setelah Rusia tampaknya akan meningkatkan invasi ke Ukraina, sebuah langkah yang berpotensi mengganggu pengiriman minyak dan memperketat pasokan global tahun ini. Negara importir utama Asia, China dan India, membeli minyak mentah dalam jumlah besar dari Moskow. Harga minyak mentah juga mendapat beberapa bantuan dari kenaikan suku bunga Bank of England yang lebih rendah dari perkiraan.

Harga minyak Brent yang diperdagangkan di London naik 0,2% di $90,50 per barel, sementara harga minyak West Texas Intermediate (WTI) naik 0,1% menjadi $83,61 per barel pada pukul 07.37 WIB. Kedua kontrak masing-masing akan jatuh 0,9% dan 1,8% minggu ini. 

Pesan yang lebih hawkish dari yang diperkirakan dari The Fed soal kebijakan moneter AS menjadi beban terbesar pada harga minyak minggu ini, tatkala bank sentral mengingatkan bahwa mereka siap menghadapi risiko terhadap pertumbuhan ekonomi dan pasar tenaga kerja dalam perjuangannya melawan inflasi. Beberapa bank sentral Eropa dan Asia lainnya juga memperketat kebijakan moneter minggu ini.

Kebijakan moneter yang lebih ketat membebani likuiditas keseluruhan di pasar, menghalangi pembeli minyak mentah. Suku bunga tinggi juga mengganggu aktivitas ekonomi, menghambat permintaan minyak mentah dalam kegiatan industri. 

Konsumen juga menghadapi pukulan ganda dari inflasi tinggi dan suku bunga tinggi, mengurangi kemampuan mereka untuk membeli bensin. Selain itu, pemerintah AS juga meningkatkan pasokan minyak mentah dengan melepas Cadangan Minyak Bumi Strategisnya, yang menurunkan harga dalam beberapa minggu terakhir.  

Tetapi harga minyak naik pada hari Kamis setelah Presiden Rusia Vladimir Putin memobilisasi sebagian pasukan untuk dikirim ke Ukraina. Eskalasi dalam konflik kemungkinan akan memperketat pasokan lagi, seperti yang terjadi awal tahun ini.

Uni Eropa juga meningkatkan rencana untuk membatasi harga minyak Rusia, sementara Menteri Perminyakan Nigeria Timipre Marlin Sylva, yang berbicara atas nama OPEC+, mengancam akan memangkas produksi jika harga minyak turun lebih jauh.

Trader kini terjebak di antara potensi hambatan permintaan dari kenaikan suku bunga serta kemungkinan pengetatan pasokan.




sumber : investing.com


Informasi Lainnya