Harga Emas Jatuh karena Terbebani US Treasury dan Pidato Powell Nanti Malam

Analis PT. First State Futures Published 2023-02-07

Harga emas mengalami pelemahan pada hari Selasa karena tekanan dari penguatan dolar dan imbal hasil Treasury. Fokus saat ini beralih ke pernyataan ekonomi dari Ketua Federal Reserve, Jerome Powell. Emas mengalami sesi yang suram pada hari Senin setelah terjadi penurunan mingguan terburuk dalam tujuh bulan akibat data pekerjaan AS yang lebih kuat dari perkiraan, yang mana mengubah ekspektasi pasar untuk kenaikan suku bunga oleh Fed. Pemulihan dalam dolar dan imbal hasil Treasury menekan sebagian besar aset yang tidak memberikan imbal hasil, dan emas menanggung beban terbesar dari tekanan jual.

Emas spot terpantau flat di kisaran $1.868,49 per ons, sementara emas berjangka naik 0,1% menjadi $1.881,20 per ons pada pukul 19:00 ET (07:00 WIB). Kedua instrumen anjlok lebih dari 3% minggu lalu.

Saat ini focus pasar tertuju ke pernyataan Ketua Fed Jerome Powell, dalam diskusinya pada Economic Club of Washington DC. Setiap komentar mengenai inflasi dan kebijakan moneter akan dipantau dengan seksama setelah data pekerjaan AS yang kuat jauh melebihi perkiraan. Fed minggu lalu menaikkan suku bunga seperti yang diharapkan dan mengindikasikan akan terus melakukannya dalam waktu dekat untuk mengatasi inflasi.

Meskipun inflasi AS telah mereda, masih jauh di atas target bank sentral. Data pekerjaan yang kuat membuat pasar mengurangi ekspektasi mereka untuk poros dovish oleh Fed tahun ini, karena kekhawatiran bahwa pasar pekerjaan yang kuat akan mempertahankan tingginya inflasi.

Harga logam mulia seperti platinum dan perak mengalami kenaikan pada hari Selasa. Platinum berjangka naik 0,2% menjadi $979,95 per ons, dan perak berjangka naik 0,3% menjadi $22,310 per ons. Harga tembaga sedikit naik setelah jatuh selama lima sesi terakhir, tembaga bermutu tinggi berjangka naik 0,2% menjadi $4,0442 per pon. Kekhawatiran resesi global membebani logam industri, terutama karena suku bunga yang terus meningkat dan inflasi yang relatif tinggi.




Sumber : investing.com


Informasi Lainnya