Harga CPO Dipengaruhi oleh Penghentian Ekspor

Analis PT. First State Futures Published 2023-02-07

Pemerintah melalui Kementerian Perdagangan (Kemendag) menahan 66% minyak kelapa sawit (crude palm oil/CPO) milik pengusaha untuk diekspor dari total 5,9 juta ton CPO. Hanya 34% yang bisa dicairkan untuk ekspor hingga 1 Mei 2023. Hal ini dilakukan untuk menjaga pasokan dan stabilitas minyak goreng jenis curah dan merek Minyakita, terutama menjelang Ramadan ketika permintaan minyak goreng meningkat.

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan mengatakan, kelangkaan Minyakita disebabkan oleh permintaan minyak goreng subsidi yang tinggi dan harganya terjangkau. Saat ini Minyakita sudah masuk ke pasar ritel modern.

Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan bahwa salah satu penyebab kenaikan harga minyak goreng adalah berkurangnya pasokan DMO, terutama Minyakita.

Ratio hak ekspor produk minyak sawit mentah (CPO) dan produk turunannya saat ini adalah 1:6 dari DMO CPO dan/atau minyak goreng.

Harga minyak sawit mentah akan dipengaruhi oleh beberapa indikator penting di pasar CPO Malaysia, perkembangan rencana penghentian ekspor Malaysia ke Uni Eropa, data ekspor awal Februari dan stok CPO dari Dewan Sawit Malaysia, situasi di Indonesia terkait kebijakan ekspor dan program B35, dan situasi di pasar minyak nabati.

Girta Yoga dari Research & Development ICDX memperkirakan harga CPO akan berada di level resistance 4.000 - 4.100 Ringgit Malaysia per ton. Namun jika ada faktor negatif, harga berpotensi turun menuju level support 3.600-3.500 Ringgit Malaysia per ton.




Sumber : bisnis.com, beritasatu.com


Informasi Lainnya