Dolar AS Rebound di Tengah Ekspektasi Kenaikan Suka Bunga The Fed
Dolar AS menyentuh puncak tertinggi
sejak satu bulan karena para pedagang memperkirakan bahwa Federal Reserve AS
akan menaikkan suku bunga untuk mengatasi inflasi. Pasar tenaga kerja yang kuat
sebagian besar tidak terpengaruh oleh kenaikan suku bunga yang agresif. Namun, kondisi
market masih terguncang setelah laporan data pekerjaan non-farm payrolls yang
melonjak 517.000 pada Januari, melebihi ekspektasi analis.
Laporan ekonomi tersebut memengaruhi
pergerakan mata uang. Laporan ini membuat para trader salah langkah dan
memberikan penguatan pada dolar AS, sehingga membuat pound Inggris turun ke
level terendah satu bulan di $1,2006. Sementara itu, mata uang Selandia Baru
(kiwi) naik sedikit 0,06% menjadi $0,6308, namun tetap dekat dengan level
terendah satu bulan. Euro juga mengalami kenaikan tipis menjadi $1,0733 setelah
turun ke level terendah sejak 9 Januari.
Suku bunga obligasi pemerintah AS
telah meningkat karena ekspektasi suku bunga yang lebih tinggi, dengan suku
bunga dua tahun mencapai level tertinggi satu bulan pada 4,493% di hari Senin.
Suku bunga dua tahun terakhir mencapai 4,4347%. Suku bunga benchmark 10 tahun
terakhir di 3,6305%, setelah meningkat ke level tertinggi empat minggu di
3,6550% pada sesi sebelumnya.
Greenback yang menguat mampu
mendorong indeks dolar AS mendekati level tertinggi satu bulan di 103,76 pada
hari Senin, dan terakhir terpantau sedikit lebih rendah di kisaran 103,52.
Menjelang keputusan suku bunga
oleh Reserve Bank of Australia pada hari Selasa, mata uang Dolar Australia naik
sebesar 0,23% menjadi $0,6899. Diperkirakan RBA akan menaikkan suku bunga
sebesar 25 basis poin dan akan memberikan pernyataan tentang jalur kebijakan
moneter tahun ini.
Di Asia, yen Jepang naik 0,2% menjadi 132,37 per dolar tetapi masih berada di dekat level terendah satu bulan. Data hari Selasa menunjukkan kenaikan upah riil Jepang pada Desember untuk pertama kalinya dalam sembilan bulan, meskipun ada ketidakpastian apakah kenaikan gaji akan terus menopang pemulihan ekonomi. Pemerintah Jepang memanggil Masayoshi Amamiya sebagai Deputi Gubernur Bank of Japan untuk menggantikan Haruhiko Kuroda yang sedang menjabat sebagai gubernur. Dan Amamiya dianggap lebih dovish daripada pesaing lain.
Sumber : reuters.com