Dolar AS Rebound di Tengah Ekspektasi Kenaikan Suka Bunga The Fed

Analis PT. First State Futures Published 2023-02-07

Dolar AS menyentuh puncak tertinggi sejak satu bulan karena para pedagang memperkirakan bahwa Federal Reserve AS akan menaikkan suku bunga untuk mengatasi inflasi. Pasar tenaga kerja yang kuat sebagian besar tidak terpengaruh oleh kenaikan suku bunga yang agresif. Namun, kondisi market masih terguncang setelah laporan data pekerjaan non-farm payrolls yang melonjak 517.000 pada Januari, melebihi ekspektasi analis.

Laporan ekonomi tersebut memengaruhi pergerakan mata uang. Laporan ini membuat para trader salah langkah dan memberikan penguatan pada dolar AS, sehingga membuat pound Inggris turun ke level terendah satu bulan di $1,2006. Sementara itu, mata uang Selandia Baru (kiwi) naik sedikit 0,06% menjadi $0,6308, namun tetap dekat dengan level terendah satu bulan. Euro juga mengalami kenaikan tipis menjadi $1,0733 setelah turun ke level terendah sejak 9 Januari.

Suku bunga obligasi pemerintah AS telah meningkat karena ekspektasi suku bunga yang lebih tinggi, dengan suku bunga dua tahun mencapai level tertinggi satu bulan pada 4,493% di hari Senin. Suku bunga dua tahun terakhir mencapai 4,4347%. Suku bunga benchmark 10 tahun terakhir di 3,6305%, setelah meningkat ke level tertinggi empat minggu di 3,6550% pada sesi sebelumnya.

Greenback yang menguat mampu mendorong indeks dolar AS mendekati level tertinggi satu bulan di 103,76 pada hari Senin, dan terakhir terpantau sedikit lebih rendah di kisaran 103,52.

Menjelang keputusan suku bunga oleh Reserve Bank of Australia pada hari Selasa, mata uang Dolar Australia naik sebesar 0,23% menjadi $0,6899. Diperkirakan RBA akan menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin dan akan memberikan pernyataan tentang jalur kebijakan moneter tahun ini.

Di Asia, yen Jepang naik 0,2% menjadi 132,37 per dolar tetapi masih berada di dekat level terendah satu bulan. Data hari Selasa menunjukkan kenaikan upah riil Jepang pada Desember untuk pertama kalinya dalam sembilan bulan, meskipun ada ketidakpastian apakah kenaikan gaji akan terus menopang pemulihan ekonomi. Pemerintah Jepang memanggil Masayoshi Amamiya sebagai Deputi Gubernur Bank of Japan untuk menggantikan Haruhiko Kuroda yang sedang menjabat sebagai gubernur. Dan Amamiya dianggap lebih dovish daripada pesaing lain.




Sumber : reuters.com


Informasi Lainnya