Harga Minyak Mentah Melemah Seiring Meredanya Eskalasi Israel-Iran

Analis PT. First State Futures Published 2024-04-22

Pada perdagangan Asia hari Senin, harga minyak terus melemah, melanjutkan penurunan dari minggu sebelumnya. Penurunan ini terjadi karena harapan meningkat bahwa ketegangan antara Iran dan Israel tidak akan semakin meningkat. Selain itu, prospek suku bunga AS yang stabil dan memburuknya kondisi ekonomi global juga ikut membebani harga minyak.

Harga minyak mentah mengalami penurunan tajam selama seminggu terakhir karena kekhawatiran akan perlambatan permintaan, seiring dengan kondisi ekonomi global yang lemah. Meskipun ketegangan di Timur Tengah meningkat, hal ini tidak mampu menahan penurunan harga minyak.

Harga minyak Brent turun 0,8% menjadi $86,62 per barel, sedangkan harga minyak West Texas Intermediate turun 0,8% menjadi $81,59 per barel pada pukul 08.34 WIB. Kedua harga minyak tersebut mengalami penurunan lebih dari 3% dalam satu minggu terakhir.

Taruhan atas eskalasi konflik antara Iran dan Israel menurun setelah serangan pada hari Jumat. Meskipun Israel dilaporkan melakukan serangan terhadap Iran, Iran meremehkan dampak serangan tersebut dan menyatakan tidak ada rencana pembalasan dalam waktu dekat. Hal ini menyebabkan spekulasi bahwa konflik tidak akan memburuk lebih lanjut.

Meskipun demikian, ketegangan yang berlanjut di Timur Tengah, terutama antara Israel dan Hamas, masih menimbulkan kekhawatiran akan gangguan pasokan minyak.

Selain ketegangan di Timur Tengah, harga minyak juga dipengaruhi oleh kekhawatiran atas suku bunga AS yang lebih tinggi dan permintaan yang melambat. Lonjakan dolar baru-baru ini mengurangi spekulasi penurunan suku bunga oleh Federal Reserve, sementara data inflasi AS yang lebih tinggi dari perkiraan memperkuat gagasan tentang suku bunga yang lebih tinggi.

Pasar juga khawatir bahwa suku bunga yang lebih tinggi dan inflasi yang meningkat akan menghambat pertumbuhan ekonomi, yang dapat mengurangi permintaan minyak global. Data terbaru yang menunjukkan peningkatan persediaan minyak AS lebih dari perkiraan semakin memperkuat kekhawatiran tersebut, serta menimbulkan pertanyaan tentang keketatan pasar minyak dalam beberapa bulan mendatang.

Meskipun produksi minyak AS tetap tinggi, ada ekspektasi pengurangan produksi dari produsen lain, terutama dari Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC).




Sumber : investing.com


Informasi Lainnya