Dolar Bertahan Kuat Seiring Optimisme Kenaikan Plafon Utang dan Suku Bunga AS

Analis PT. First State Futures Published 2023-05-29

Dolar AS tetap kuat pada hari Senin karena ekspektasi kenaikan suku bunga yang lebih tinggi oleh Federal Reserve AS. Namun, berita tentang kesepakatan plafon utang telah menarik minat investor dari dolar AS sebagai safe haven.

Dalam perdagangan Asia, dolar AS mencatatkan level tertinggi dalam enam bulan terhadap yen, mencapai 140,91 yen sebelum sedikit turun menjadi 140,39 yen. Dalam sebulan terakhir, dolar AS menguat sekitar 3% terhadap mata uang Jepang.

Pelemahan yen terjadi karena imbal hasil obligasi Treasury AS meningkat, mengindikasikan ekspektasi suku bunga yang lebih tinggi di Amerika Serikat untuk jangka waktu yang lebih lama.

Pada hari Jumat, data menunjukkan bahwa belanja konsumen AS meningkat lebih dari yang diperkirakan pada bulan April dan inflasi juga meningkat, menunjukkan kekuatan ekonomi yang masih berlanjut.

Imbal hasil obligasi Treasury AS melonjak setelah rilis data tersebut, dengan imbal hasil obligasi dua tahun mencapai level tertinggi dalam lebih dari dua bulan, yaitu 4,639% pada hari Jumat.

Di Asia, tidak ada perdagangan obligasi Treasury AS karena libur Memorial Day di Amerika Serikat. Namun, kontrak berjangka secara umum stabil. Imbal hasil obligasi sepuluh tahun secara tersirat adalah 3,84%.

Pasar Inggris juga tutup pada hari Senin karena libur.

Terhadap dolar AS, euro menguat sedikit sebesar 0,02% menjadi $1,0735, sementara poundsterling melemah sedikit sebesar 0,01% menjadi $1,23495.

Di Asia, suasana optimis dipicu oleh berita bahwa Presiden AS, Joe Biden, telah mencapai kesepakatan anggaran dengan Ketua DPR, Kevin McCarthy, untuk menunda plafon utang sebesar $31,4 triliun hingga 1 Januari 2025.

Biden menyatakan bahwa kesepakatan tersebut siap untuk diajukan ke Kongres untuk pemungutan suara.

Dalam atmosfer optimis ini, dolar Australia dan dolar Selandia Baru, yang sensitif terhadap risiko, menguat setelah mencapai level terendah dalam enam bulan minggu sebelumnya. Dolar Australia naik sebesar 0,41% menjadi $0,6545, sementara dolar Selandia Baru naik sebesar 0,29% menjadi $0,60645.

Indeks dolar AS terakhir turun 0,15% menjadi 104,11, meskipun masih mendekati puncak dua bulan sebelumnya di 104,42.

Menteri Keuangan AS, Janet Yellen, mengatakan pada hari Jumat bahwa pemerintah akan menghadapi risiko gagal bayar jika Kongres tidak meningkatkan plafon utang sebesar $31,4 triliun pada tanggal 5 Juni, setelah sebelumnya mengatakan risiko gagal bayar bisa terjadi paling cepat pada 1 Juni.




Sumber : reuters.com


Informasi Lainnya