Dolar Bertahan Kuat Seiring Optimisme Kenaikan Plafon Utang dan Suku Bunga AS
Dolar AS tetap kuat pada hari
Senin karena ekspektasi kenaikan suku bunga yang lebih tinggi oleh Federal
Reserve AS. Namun, berita tentang kesepakatan plafon utang telah menarik minat
investor dari dolar AS sebagai safe haven.
Dalam perdagangan Asia, dolar AS
mencatatkan level tertinggi dalam enam bulan terhadap yen, mencapai 140,91 yen
sebelum sedikit turun menjadi 140,39 yen. Dalam sebulan terakhir, dolar AS
menguat sekitar 3% terhadap mata uang Jepang.
Pelemahan yen terjadi karena
imbal hasil obligasi Treasury AS meningkat, mengindikasikan ekspektasi suku
bunga yang lebih tinggi di Amerika Serikat untuk jangka waktu yang lebih lama.
Pada hari Jumat, data menunjukkan
bahwa belanja konsumen AS meningkat lebih dari yang diperkirakan pada bulan
April dan inflasi juga meningkat, menunjukkan kekuatan ekonomi yang masih
berlanjut.
Imbal hasil obligasi Treasury AS
melonjak setelah rilis data tersebut, dengan imbal hasil obligasi dua tahun
mencapai level tertinggi dalam lebih dari dua bulan, yaitu 4,639% pada hari
Jumat.
Di Asia, tidak ada perdagangan
obligasi Treasury AS karena libur Memorial Day di Amerika Serikat. Namun,
kontrak berjangka secara umum stabil. Imbal hasil obligasi sepuluh tahun secara
tersirat adalah 3,84%.
Pasar Inggris juga tutup pada
hari Senin karena libur.
Terhadap dolar AS, euro menguat
sedikit sebesar 0,02% menjadi $1,0735, sementara poundsterling melemah sedikit
sebesar 0,01% menjadi $1,23495.
Di Asia, suasana optimis dipicu
oleh berita bahwa Presiden AS, Joe Biden, telah mencapai kesepakatan anggaran
dengan Ketua DPR, Kevin McCarthy, untuk menunda plafon utang sebesar $31,4
triliun hingga 1 Januari 2025.
Biden menyatakan bahwa
kesepakatan tersebut siap untuk diajukan ke Kongres untuk pemungutan suara.
Dalam atmosfer optimis ini, dolar
Australia dan dolar Selandia Baru, yang sensitif terhadap risiko, menguat
setelah mencapai level terendah dalam enam bulan minggu sebelumnya. Dolar
Australia naik sebesar 0,41% menjadi $0,6545, sementara dolar Selandia Baru naik
sebesar 0,29% menjadi $0,60645.
Indeks dolar AS terakhir turun
0,15% menjadi 104,11, meskipun masih mendekati puncak dua bulan sebelumnya di
104,42.
Menteri Keuangan AS, Janet Yellen, mengatakan pada hari Jumat bahwa pemerintah akan menghadapi risiko gagal bayar jika Kongres tidak meningkatkan plafon utang sebesar $31,4 triliun pada tanggal 5 Juni, setelah sebelumnya mengatakan risiko gagal bayar bisa terjadi paling cepat pada 1 Juni.
Sumber : reuters.com