Harga Minyak Mentah Naik Seiring Tensi Timur Tengah yang Menguat Serta Kontraksi Sektor Manufaktur di Tiongkok

Analis PT. First State Futures Published 2024-03-01

Pergerakan harga minyak naik pada Jumat, dan diperkirakan akan mengakhiri minggu ini dengan kenaikan sedikit lebih tinggi. Situasi di Gaza menjadi semakin kompleks setelah lebih dari 100 warga Palestina tewas saat menunggu pengiriman bantuan. Brent berjangka naik 0,4% menjadi $82,20 per barel, sementara West Texas Intermediate (WTI) naik 0,3% menjadi $78,48.

WTI mengalami kenaikan sebesar 4% selama minggu ini, sementara Brent bertahan mendekati harga penutupan minggu lalu. Konflik di Timur Tengah belum berdampak besar pada aliran minyak mentah, meskipun harga Brent telah bertahan di atas $80 selama tiga minggu.

Presiden AS, Joe Biden, menyatakan kekhawatirannya terkait laporan penembakan oleh pasukan Israel terhadap warga yang menunggu bantuan di Gaza. Insiden ini memperumit perundingan gencatan senjata, dengan Israel dan Hamas melaporkan jurang pemisah yang besar di perundingan di Qatar. Meskipun mediator mengonfirmasi ketidakadaan terobosan, isu-isu kontroversial masih perlu diselesaikan.

Di sisi lain, aktivitas manufaktur Tiongkok mengalami kontraksi selama lima bulan berturut-turut, menambah tekanan pada pembuat kebijakan untuk meluncurkan stimulus lebih lanjut. Selain itu, indeks pengeluaran konsumsi pribadi AS menunjukkan inflasi bulan Januari sejalan dengan ekspektasi, membuka kemungkinan penurunan suku bunga di bulan Juni.

Dalam hal pasokan minyak, survei Reuters menunjukkan bahwa OPEC memproduksi 26,42 juta barel per hari pada bulan ini, naik 90.000 barel per hari dari bulan Januari. Produksi minyak Libya juga mengalami kenaikan sebesar 150.000 barel per hari dari bulan ke bulan.

Secara keseluruhan, perkiraan rata-rata harga minyak untuk kontrak bulan depan tahun ini adalah $81,13 per barel, menurut survei Reuters terhadap 40 ekonom dan analis.




Sumber : reuters.com


Informasi Lainnya