Harga Minyak Mentah Naik Seiring Tensi Timur Tengah yang Menguat Serta Kontraksi Sektor Manufaktur di Tiongkok
Pergerakan harga minyak naik pada Jumat, dan diperkirakan akan mengakhiri
minggu ini dengan kenaikan sedikit lebih tinggi. Situasi di Gaza menjadi
semakin kompleks setelah lebih dari 100 warga Palestina tewas saat menunggu
pengiriman bantuan. Brent berjangka naik 0,4% menjadi $82,20 per barel,
sementara West Texas Intermediate (WTI) naik 0,3% menjadi $78,48.
WTI mengalami kenaikan sebesar 4% selama minggu ini, sementara Brent
bertahan mendekati harga penutupan minggu lalu. Konflik di Timur Tengah belum
berdampak besar pada aliran minyak mentah, meskipun harga Brent telah bertahan
di atas $80 selama tiga minggu.
Presiden AS, Joe Biden, menyatakan kekhawatirannya terkait laporan
penembakan oleh pasukan Israel terhadap warga yang menunggu bantuan di Gaza.
Insiden ini memperumit perundingan gencatan senjata, dengan Israel dan Hamas
melaporkan jurang pemisah yang besar di perundingan di Qatar. Meskipun mediator
mengonfirmasi ketidakadaan terobosan, isu-isu kontroversial masih perlu
diselesaikan.
Di sisi lain, aktivitas manufaktur Tiongkok mengalami kontraksi selama lima
bulan berturut-turut, menambah tekanan pada pembuat kebijakan untuk meluncurkan
stimulus lebih lanjut. Selain itu, indeks pengeluaran konsumsi pribadi AS
menunjukkan inflasi bulan Januari sejalan dengan ekspektasi, membuka
kemungkinan penurunan suku bunga di bulan Juni.
Dalam hal pasokan minyak, survei Reuters menunjukkan bahwa OPEC memproduksi
26,42 juta barel per hari pada bulan ini, naik 90.000 barel per hari dari bulan
Januari. Produksi minyak Libya juga mengalami kenaikan sebesar 150.000 barel
per hari dari bulan ke bulan.
Secara keseluruhan, perkiraan rata-rata harga minyak untuk kontrak bulan depan tahun ini adalah $81,13 per barel, menurut survei Reuters terhadap 40 ekonom dan analis.
Sumber : reuters.com