Dolar AS Konsolidasi Menjelang Rilis Data Penting Ekonomi AS
Dolar AS berada dalam fase konsolidasi terhadap sebagian besar mata uang
utama lainnya pada hari Kamis, dengan para pedagang menunggu data ekonomi utama
yang akan datang. Kondisi ini terjadi setelah Gubernur Federal Reserve,
Christopher Waller, menyatakan bahwa bank sentral AS tidak terburu-buru untuk
menurunkan suku bunga jangka pendeknya, mengingat tantangan inflasi yang sulit.
Nilai tukar yen Jepang tetap stabil di sekitar 152 terhadap dolar AS
setelah pejabat moneter Jepang menyatakan kesiapan mereka untuk melakukan
intervensi guna mencegah penurunan lebih lanjut.
Merujuk pada pidato Waller pada akhir perdagangan AS hari Rabu, para
investor mulai merefleksikan pandangan baru tentang kebijakan moneter AS. Data
inflasi yang mengecewakan belakangan ini telah memperkuat argumen untuk menunda
pemotongan suku bunga yang diantisipasi pertama kali pada pertemuan Federal
Reserve bulan Juni.
Meskipun demikian, pasar tetap berhati-hati dalam menanggapi pernyataan
tersebut, dengan ekspektasi pemangkasan suku bunga yang pertama kali
diantisipasi pada bulan Juni mereda sedikit. Menurut alat CME FedWatch,
probabilitas pemangkasan suku bunga saat ini sekitar 60%, turun dari 67% minggu
sebelumnya.
Para pedagang sekarang menunggu rilisnya angka inflasi inti AS yang
dijadwalkan pada hari Jumat, serta pidato Ketua Federal Reserve, Jerome Powell.
Indeks dolar AS, yang membandingkan kinerja dolar dengan sejumlah mata uang
utama lainnya, mengalami sedikit penguatan setelah komentar Waller, meskipun
kemudian terkoreksi sedikit ke angka sekitar 104,34. Secara keseluruhan, dolar
telah menguat sekitar 3% sepanjang tahun 2024.
Di sisi lain, yen Jepang tetap tipis di sekitar 151,34 per dolar AS setelah
mencapai level terendah pada hari Rabu. Otoritas Jepang mengadakan pertemuan
pada hari Rabu untuk membahas pelemahan mata uang dan meningkatkan peringatan
mereka, membuat pasar waspada terhadap tanda-tanda intervensi.
Sementara itu, Bank of Japan dalam ringkasan opini pada pertemuan bulan
Maretnya menunjukkan kecenderungan untuk mempertahankan kebijakan moneter
longgar secara bertahap.
Selain itu, dolar Selandia Baru turun ke level terendah sejak pertengahan
November di $0,5981, terakhir turun 0,22% pada level $0,5991, sedangkan dolar
Australia juga mengalami penurunan 0,1% menjadi $0,6527 setelah data penjualan
ritel domestik menunjukkan kenaikan yang rendah sebesar 0,3% di bulan Februari.
Euro cenderung stabil dikisaran $1,082225, sementara poundsterling sedikit melemah terhadap dolar AS sekitar 0,08% menjadi $1,26305.
Sumber : reuters.com