Harga Emas Bertahan Mendekati Rekor Tertingginya Seiring Ketegangan di Timur Tengah yang Masih Berlanjut
Harga emas di Asia mendekati rekor tertinggi karena kekhawatiran atas
ketegangan geopolitik antara Iran dan Israel masih mempengaruhi permintaan safe
haven. Lonjakan dolar membatasi kenaikan emas, karena ekspektasi terhadap suku
bunga AS yang lebih tinggi mendorong imbal hasil Treasury.
Meskipun terdapat lonjakan dolar yang membatasi, harga emas tetap mengalami
kenaikan selama dua minggu terakhir, didukung oleh permintaan safe haven yang
meningkat.
Emas spot naik 0,1% menjadi $2,385.35 per ounce, sementara emas berjangka
untuk bulan Juni mencapai rekor tertinggi $2,401.50 per ounce. Peningkatan
harga emas mencapai puncaknya pada hari Jumat sebelum serangan drone dan rudal
Iran ke Israel.
Kenaikan harga emas belakangan ini sebagian besar disebabkan oleh
ketegangan geopolitik di Timur Tengah, dengan laporan tentang Israel yang akan
merespons serangan tersebut.
Kekhawatiran akan eskalasi konflik antara Iran dan Israel memicu permintaan
terhadap emas sebagai aset safe haven yang stabil, terutama dalam situasi
ketidakpastian global.
Pembelian emas oleh bank sentral, terutama di pasar negara berkembang, juga
turut mendukung harga emas, di tengah kekhawatiran akan perlambatan ekonomi
global.
Emas spot telah naik 15,5% sepanjang tahun 2024.
Pedagang sekarang menanti pidato Ketua Federal Reserve Jerome Powell untuk
mendapatkan gambaran lebih lanjut mengenai prospek penurunan suku bunga. Pidato
ini datang setelah data inflasi dan penjualan ritel yang kuat, yang membuat
beberapa pedagang mengurangi ekspektasi penurunan suku bunga bulan Juni.
Hal ini mempengaruhi kenaikan emas karena sebagian pedagang memilih dolar
sebagai lindung nilai terhadap potensi kenaikan suku bunga AS yang lebih
tinggi.
Selain emas, logam mulia lainnya beragam pada hari Selasa, dengan platinum berjangka turun 0,3% menjadi $981,30 per ounce, sementara perak berjangka naik 0,6% menjadi $28,880 per ounce.
Sumber : investing.com