Euro dan Yen Stabil, Sementara Greenback Bertahan Mendekati Level Tertingginya

Analis PT. First State Futures Published 2024-04-22

Pada awal perdagangan Asia hari Senin, euro dan yen cenderung stabil, sementara dolar AS tetap dekat dengan level tertingginya setelah minggu yang padat dengan aktivitas kebijakan dan perkembangan geopolitik.

Perhatian pasar terutama tertuju pada yen minggu ini, dengan tinjauan kebijakan Bank of Japan (BOJ) pada hari Jumat yang menjadi sorotan utama dalam kalender ekonomi.

Yen berada di sekitar 154,70 per dolar, tidak jauh dari level terendah dalam 34 tahun pada minggu sebelumnya di 154,79. Posisi ini mendekati level 155 yang bisa memicu intervensi oleh otoritas Jepang.

Indeks dolar berada di atas 106, namun turun dari level tertinggi lima bulan yang dicapai minggu sebelumnya. Ini terjadi setelah komentar dari pejabat Federal Reserve dan data inflasi yang lebih tinggi dari perkiraan menyebabkan penyesuaian ekspektasi penurunan suku bunga.

Mengalami penurunan ketegangan di Timur Tengah, yang telah memicu penguatan harga dolar, emas, dan minyak mentah serta dampak negatif pada pasar saham, telah membantu meredakan volatilitas. Perlakuan serangan drone oleh Israel terhadap Iran sebagai tindakan pencegahan eskalasi regional juga memberikan efek stabilisasi.

Dolar yang kuat juga diperkuat oleh pertemuan musim semi Dana Moneter Internasional/Bank Dunia di Washington minggu sebelumnya. Pernyataan bersama oleh AS, Jepang, dan Korea Selatan menyoroti pentingnya masalah mata uang dalam pertemuan tersebut.

Gubernur Bank of Japan Kazuo Ueda menyatakan bahwa bank sentral Jepang mungkin akan menaikkan suku bunga lagi jika penurunan tajam yen menyebabkan inflasi meningkat. Ini menyoroti dilema yang dihadapi pembuat kebijakan akibat pelemahan mata uang.

Meskipun ekspektasi penurunan suku bunga global telah mengalami perubahan akibat pemikiran ulang mengenai kebijakan The Fed, ECB dan BoE tetap diharapkan untuk memulai pemotongan suku bunga pada pertengahan tahun.

Pengambil kebijakan ECB Madis Muller menyatakan bahwa bank sentral dapat memangkas suku bunga beberapa kali lagi pada akhir tahun ini jika inflasi berjalan seperti yang diharapkan. Namun, Robert Holzmann dari ECB mengatakan bahwa ECB mungkin tidak akan menurunkan suku bunga sebanyak yang direncanakan jika The Fed tidak mengambil tindakan.

Gubernur BoE Andrew Bailey dan Deputi Gubernur Dave Ramsden juga menyebut tentang perlambatan inflasi Inggris yang sesuai harapan. Hal ini memengaruhi sterling yang mencapai level terendah sejak pertengahan November pada hari Jumat.

Para analis melihat keterbatasan potensi kenaikan imbal hasil Treasury AS mengingat kalender data ekonomi yang sepi untuk sisa bulan ini, serta dampak dari pemikiran ulang ekspektasi The Fed. Obligasi dua tahun telah menunjukkan kenaikan imbal hasil ke level tertinggi lima bulan di sekitar 5,0070% setelah naik 38 basis poin bulan ini.




Sumber : reuters.com


Informasi Lainnya