Wallstreet Menguat Pasca Adanya Indikasi Melambatnya Kenaikan Suku Bunga AS

Analis PT. First State Futures Published 2022-11-24


Indeks utama Wall Street pada perdagangan hari Rabu berakhir dengan penguatan yang solid setelah hasil pertemuan Federal Reserve November ini menunjukkan kemungkinan adanya perlambatan dalam kenaikan suku bunga.

Secara substansial mayoritas dari para pembuat kebijakan The Fed sepakat untuk memperlambat laju kenaikan suku bunga jika memang diperlukan secepatnya, menurut hasil pertemuan The Fed tersebut.

Sejak pertemuan terakhir The Fed pada 1-2 November, investor lebih optimis bahwa tekanan kenaikan harga secara umum mulai mereda, yang berarti menandakan kenaikan suku bunga yang lebih kecil dapat mengurangi inflasi.

Dow Jones Industrial Average naik 95,96 poin, atau 0,28%, menjadi 34.194,06, S&P 500 naik 23,68 poin, atau 0,59%, ke 4.027,26 dan Nasdaq Composite bertambah 110,91 poin, atau 0,99%, ke 11.285,32.

Volume perdagangan tipis menjelang liburan Thanksgiving pada hari Kamis, dan pasar saham AS hanya buka setengah sesi pada hari Jumat besok.

Sebelumnya pada hari Rabu kemarin, sekumpulan data ekonomi yang dirilis mixed menyebabkan penurunan imbal hasil pada Treasury Yield 10-tahun, sehingga dapat membantu dorong kenaikan mayoritas harga saham.

Jumlah warga Amerika yang mengajukan klaim baru untuk tunjangan pengangguran naik lebih banyak dari yang diharapkan minggu lalu dan aktivitas bisnis AS mengalami kontraksi selama lima bulan berturut-turut di bulan November. Sentimen konsumen dicatatkan lebih tinggi dan penjualan rumah naik di atas ekspektasi.

Saham bigh tech, termasuk Amazon.com Inc (NASDAQ: AMZN ) dan Meta Platforms Inc, masing-masing naik 1,00% dan 0,72%.

Tesla (NASDAQ: TSLA ) Inc melonjak 7,82% dan Citigroup (NYSE: C ) meningkatkan rating saham pembuat kendaraan listrik tersebut menjadi "netral" dari sebelumnya rating "jual".

Volume perdagangan di bursa AS pada market Rabu semalam sebesar 9,25 miliar saham, dibandingkan dengan rata-rata 11,6 miliar untuk sesi penuh selama 20 hari perdagangan terakhir.





Sumber : reuters.com


Informasi Lainnya