Emas Naik Sedikit karena Dolar yang Lemah, tapi Kantongi Rugi Bulan Keenam

Analis PT. First State Futures Published 2022-09-30

Harga emas naik sedikit pada hari Jumat (30/09) karena tekanan dari dolar berkurang lebih lanjut, tetapi akan mengalami pelemahan enam bulan berturut-turut kala kenaikan suku bunga sangat mengurangi prospek logam kuning.

Harga emas akan jatuh hampir 3% untuk bulan September, menyusul serangkaian langkah hawkish dan komentar oleh Federal Reserve AS. Lonjakan dolar, yang naik ke level tertinggi 20 tahun awal bulan ini, juga menekan emas.

Tetapi pelemahan dollar minggu ini membantu emas melakukan pemulihan kecil dari posisi terendah dua tahun. Greenback turun 0,7% pada hari Kamis, dan akan melemah 1,3% minggu ini, di tengah aksi ambil untung.

Harga emas spot naik 0,1% di $1,662.86/oz, sementara harga emas berjangka naik 0,2% di $1,671.20/oz pukul 06.30 WIB. Harga emas juga akan bertambah 1,2% minggu ini.

Namun, logam kuning tetap di bawah tekanan dari kenaikan imbal hasil Treasury AS, dengan bunga obligasi 10 tahun tetap mendekati level tertinggi 12 tahun. Kenaikan imbal hasil telah menurunkan daya tarik emas tahun ini karena meningkatkan biaya peluang memiliki logam yang tidak menghasilkan.

Komitmen Fed untuk terus menaikkan suku bunga, yang ditegaskan kembali oleh beberapa pejabat minggu ini, diperkirakan akan membuat emas tetap diredam selama sisa tahun ini. Tetapi logam kuning mungkin mendapatkan kembali kemilau safe-havennya, terutama karena kondisi ekonomi memburuk di seluruh dunia.

Dalam logam industri, harga tembaga juga sedikit diuntungkan dari pelemahan dolar, dan ditetapkan untuk mencatat kenaikan mingguan pertamanya dalam tiga minggu terakhir.

Harga tembaga naik 0,2% di $3,4335, dan naik 2,6% minggu ini.

Tetapi logam merah itu akan turun sekitar 2,4% untuk bulan September, karena melemahnya pertumbuhan ekonomi di seluruh dunia sangat mengganggu prospek permintaan tembaga.

Fokus di pasar kini ada di data aktivitas manufaktur China, yang akan dirilis hari ini. Aktivitas pabrik di negara importir tembaga terbesar di dunia diperkirakan telah melemah selama tiga bulan berturut-turut.



sumber : investing.com


Informasi Lainnya