Harga Minyak Mentah Stabil Pasca Anjlok 3%

Analis PT. First State Futures Published 2024-04-18

Harga minyak mengalami sedikit perubahan setelah turun 3% pada sesi sebelumnya karena kekhawatiran terhadap permintaan tahun ini masih menghantui pasar. Selain itu, tanda-tanda penyelesaian konflik di Timur Tengah, wilayah penghasil minyak utama, juga memberikan sedikit kelegaan.

Brent berjangka naik 13 sen, atau 0,15%, menjadi $87,42 per barel, sementara minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS naik 6 sen, atau 0,07%, menjadi $82,75 per barel pada pukul 13.36 WIB.

Penurunan 3% pada sesi sebelumnya terjadi karena indikasi bahwa permintaan bahan bakar tahun ini di bawah perkiraan, terutama dipengaruhi oleh perlambatan pertumbuhan ekonomi di Tiongkok, serta peningkatan stok minyak di AS, yang merupakan konsumen terbesar minyak mentah di dunia.

Analis dari JP Morgan mencatat bahwa konsumsi minyak dunia pada bulan April ini sejauh ini 200.000 barel per hari di bawah perkiraan, dengan rata-rata 101 juta barel per hari. Meskipun permintaan meningkat sebesar 1,7 juta barel per hari sejak awal tahun, angka tersebut turun dari perkiraan sebelumnya pada bulan November sebesar 2 juta barel per hari.

Sementara itu, investor tampaknya mengabaikan kemungkinan balasan keras dari Israel atas serangan rudal dan drone yang dilakukan Iran pada 13 April. Serangan itu dipicu oleh dugaan pembunuhan yang dilakukan Israel terhadap para pemimpin militer Iran di situs diplomatik Suriah pada 1 April.

Iran, sebagai produsen minyak terbesar ketiga di OPEC, memiliki potensi mengurangi gangguan pasokan di Timur Tengah jika konflik dengan Israel dapat diatasi.

Persediaan minyak mentah AS yang terus meningkat juga menjadi faktor pembatas harga. Persediaan minyak naik 2,7 juta barel menjadi 460 juta barel dalam pekan yang berakhir pada 12 April, hampir dua kali lipat dari ekspektasi analis yang sebelumnya hanya memperkirakan peningkatan sebesar 1,4 juta barel.

Meskipun stok bensin turun 1,2 juta barel menjadi 227,4 juta barel dalam seminggu, stok sulingan, termasuk solar dan minyak pemanas, turun 2,8 juta barel menjadi 115 juta barel, melebihi ekspektasi penurunan sebesar 300.000 barel menurut data EIA.




Sumber : reuters.com


Informasi Lainnya