Emas Makin Terpuruk Hingga Menyentuh Level Terendah Sejak 2 Bulan Terakhir
Harga emas mengalami penurunan
tajam dalam beberapa waktu terakhir. Pada hari Jumat, harga emas berada di
level terendah dalam dua bulan akibat kekhawatiran terkait kenaikan plafon
utang AS dan ekspektasi suku bunga yang tinggi. Hal ini membuat investor beralih
ke dolar, menyebabkan emas turun sekitar 2% dalam satu minggu, yang merupakan
penurunan mingguan terburuk sejak akhir Januari.
Penurunan ini juga terjadi
bersamaan dengan penguatan dolar, yang mencapai level tertinggi dalam dua bulan
terhadap sejumlah mata uang lainnya. Harga emas spot turun 0,1% menjadi
$1.939,70 per troy ons,
sementara harga emas berjangka yang akan berakhir pada bulan Juni turun 0,2%
menjadi $1.939,80 per troy ons.
Kedua instrumen ini mencapai level terendah dalam dua bulan setelah turun di
bawah level kunci $2.000 per troy
ons pada awal Mei.
Ketidakpastian terkait negosiasi
antara anggota parlemen AS untuk menaikkan plafon utang tetap menjadi fokus
utama. Meskipun demikian, tidak banyak kemajuan yang dicapai antara para
negosiator dari Partai Demokrat dan Partai Republik dalam mencapai kesepakatan.
Batas waktu yang ditetapkan pada 1 Juni semakin dekat, yang berarti jika tidak
ada kesepakatan, AS dapat mengalami gagal bayar utang yang berpotensi berdampak
buruk pada ekonomi global.
Di samping itu, dolar menguat
karena beberapa faktor yang membuat para pedagang optimis terhadap mata uang
tersebut. Sinyal hawkish dari Federal Reserve, bank sentral AS, memberikan
dukungan pada dolar. Para pembuat kebijakan menunjukkan kecenderungan untuk
mempertahankan suku bunga AS yang lebih tinggi dalam jangka waktu yang lebih
lama untuk mengendalikan inflasi yang tinggi. Indeks pengeluaran konsumsi
pribadi, yang merupakan pengukur inflasi yang disukai oleh Federal Reserve,
diharapkan memberikan petunjuk lebih lanjut mengenai kebijakan ini.
Sinyal kekuatan di pasar tenaga
kerja juga menunjukkan prospek suku bunga AS yang hawkish. Klaim pengangguran
mingguan terus meningkat, yang dapat mempengaruhi kebijakan suku bunga AS. Suku
bunga yang tinggi dapat meningkatkan biaya peluang untuk memegang aset
non-yield seperti logam, sehingga mengurangi daya tariknya. Logam mulia lainnya
seperti platinum dan perak juga mengalami penurunan tajam dalam satu minggu
terakhir, dengan penurunan antara 4% hingga 5%.
Selain itu, kekhawatiran terkait perlambatan ekonomi global, terutama dalam menghadapi risiko default AS dan resesi di Zona Euro, juga tidak banyak meningkatkan permintaan akan emas sebagai safe haven.
Sumber : investing.com